Kehamilan merupakan moment yang banyak ditunggu nyonya-nyonya, setidaknya di kampung saya seperti itu. Meski kini, banyak nyonya-nyonya yang masih belum menginginkan buah hati terlalu dini merujuk pada kesiapan mental, finansial, dan alasan lain.
Omong-omong soal kehamilan....
Memang menyenangkan dan bikin deg-degan.
Terutama saat minggu pertama mengalami ‘telat datang bulan’, kemudian tes kehamilan menggunakan
test-pack lalu ke bidan.
Tapi, jangan dikira proses hamil ini perkara mudah.
SAMA SEKALI TIDAK!
INI SOAL PERJUANGAN BUNG! #GakSante
***
Selama sembilan bulan lamanya, seorang ibu hamil akan dihinggapi aneka macam penyakit, mulai dari migren, anemia sampai mau pingsan, mual di pagi dan sore hari, urat tegang, nyeri, kram, demam, keputihan berlebih kayak setan sampai bikin ganti celana 5-10 kali sehari, swing mood/bahkan depresi: gampang nangis, bete, cemburu, marah, senang. Dan masih banyak lagi.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut ini:
Selengkapnya soal sindrom-sindrom ibu hamil, bisa dibaca
di sini:
Lalu, bagaimana dengan cerita saya?
Begini, saudara-saudara *ambil mik*
*Nyeri, Kram dan Penyakit Setelah Tidur*
Gini,
Bidan di puskesmas bilang, dan ini memang
scientifically proven, bahwa, tidur dengan posisi miring ke kiri akan lebih menyamankan janin dan ibunya. Iya, kalau nggak tengeng (urat tegang, red), ya gak papa. Ibu nyaman kok. Iya nyaman *nangis*
Ini karena, dengan posisi miring ke kiri, asupan oksigen ke bayi menjadi lebih banyak. Dan masih banyak alasan medis lain yang, saya lupa. Karena dengerin Mbak Bidan sambil setengah ngantuk, setengah laper.
Ibu akan nyaman tidur dengan posisi miring ke kiri.....
Tunggu dulu,
Bayangkan, sepanjang malam tidur dengan posisi miring ke kiri....
Kalau saya terlentang, biasanya agak enak, tapi panggul jadi tertekan, akibatnya, badan makin sakit (konon kalau hamil besar, ini akan mengurangi suplai oksigen ke ibu dan janin).
Kalau saya miring ke kanan, tak bertahan lama juga. Biasanya ditarik suami buat miring ke kiri, atau minimal, terlentang. Tapi, otot sudah keburu menegang. Percuma.
Jadi begitulah, pemirsa.
Posisi tidur ibu hamil sungguhlah rempong.
Makanya,kami, ibu hamil di Indonesia, akan sangat tertolong dengan bantuan bantal khusus ibu hamil yang banyak dijual di pasaran (I’m gonna have one, yey!).
*Penyakit Mual-Muntah-Anemia*
Cerita soal penyakit yang biasa disebut “morning sickness” ini menimpa saya di sore hari.
Memang agak salah paham soal waktu, ini penyakit. Tapi gak papa.
Pagi hari, bagi saya adalah hari kerja paling efektif, karena badan masih
semlohe fit. Jadi, bisa masak, dan mempersiapkan kebutuhan suami sebelum berangkat kerja (lumayan, poin pengabdian istri nambah satu di bagian ini, buat tabungan
suk mben di hari perhitungan :D )
Alhamdulillah, pagi hari jarang rewel perutnya, paling sesekali.
Anehnya, kalau sore, ketemu suami aja males..... Udah mual, pusing, kepengen muntah. Bukan salah suami kok,
meski jarang mandi malam, bawaan bayinya emang gitu.
Dan ini berlangsung selama hampir tiga bulan.
Alhamdulillah, pada bulan ketiga, frekuensi adegan
mual-muntah-migren ini secara signifikan, berkurang.
Omong-omong soal migren,
Wah, ini makanan sehari-hari kepala saya.
Tiada hari tanpa migren. Disamping itu, kadang juga hampir
black-out, karena kurang darah.
Jadi, ibu hamil, sebaiknya hindari berkendara kemana-mana sendirian, terutama pada awal trimester. Selalu ajak teman, entah suami, ibu, atau teman.
*Demam dan Flu*
Alhamdulillah, selama hamil sampai trimester kedua ini, belum pernah terserang penyakit berat sampai harus ‘ngamar’ di Rumah Sakit (bahkan, seumur hidup, paling ke RS pas lahiran sama kecelakaan aja).
Ini semua berkah Rahmat Allah, Sang Pemelihara. Ibu dan janin jadi tak perlu dikhawatirkan oleh keluarga.
Kalau demam? Paling ya, sebentar, terutama kalau bangun tidur. Suhu tubuh dengan lingkungan sekitar agak susah dikondisikan. Apalagi di musim penghujan seperti ini.
Kalau flu? Meski suami
dan kucing-kucing sering terserang penyakit ini, alhamdulillah, saya dan janin belum pernah terkena flu sama sekali. Padahal ini virus manja. Tapi, tadi, karena Rahmat Allah, kami cukup difungsikan sebagai perawat keluarga yang sakit tanpa harus menambahi kerepotan di rumah :D
*Penyakit Vaginal: Keputihan*
Dulu, sewaktu masih SD, saya selalu merasa jengkel sama gadis-gadis iklan yang mengeluh soal keputihan. Menurut saya kok,
”Ini orang ngga bersyukur amat dikasih kulit putih!”.
Eh, keputihan ternyata penyakita vaginal,
tho yo.... Ya maap. Mana tau anak SD :D
Kali ini, pas lagi hamil, jangan harap area vagina bakal bersih-mulus-wangi-bebas penyakit. Eh ya bisa sih, cuma, karena pengaruh hormonal, keputihan jadi lebih sering diderita oleh ibu hamil.
Terutama saya.
Bukan bermaksud jorok,
this is very important!
Karena, keputihan ini akibatnya ke seluruh tubuh, soal sanitasi.
Setiap hari, saya sampai harus ganti celana dalam 5 hingga 10 kali! Bayangkan! Apalagi kalau sampai harus lelarian angkat jemuran pas hari lagi hujan, keputihan saya bisa meningkat sebanyak 100 persen! (kayak disurvey aja, yah). Banyak buangeeet...
Selidik punya selidik,
Ternyata, keputihan semacam ini memang biasa dialami oleh ibu hamil. Jadi, segera konsultasikan ke dokter untuk pengobatan lebih lanjut.
Sebelum ke dokter, saya biasakan mengurangi penggunaan celana dalam jika di rumah, dan segera membasuh vagina ketika dirasa ada cairan yang keluar. Yang paling utama: hindari capek. Jadi ibu hamil yang selow aja hidupnya, ngga usah ngurus-ngurusin yang gak perlu, apalagi ngurusin gosip dari tetangga.
*Swing mood/ depresi*
Meski para ahli menyatakan bahwa ibu hamil rentan mengalami
depresi, namun, bagi saya, depresi ini sangat “kuat” pelabelannya. Jangan sampai, kita terbawa tren label, dan malah menyengsarakan diri sendiri.
Depresi ini harus di-assesment oleh psikolog, bukan orang yang tak profesional. Depresi merupakan kategori
mental illness yang cukup serius, sehingga, hati-hati ya menggunakan istilah ini.
Saya lebih senang menyebutnya ‘swing mood’, meski ini juga seharusnya ditanyakan ke pakar sih. Tapi, sepertinya, kalau mood yang berubah ini, bisa sangat terlihat dari gerak-gerik, mimik, dan sikap, sih ya?
Kalau saya, nangis adalah hal biasa. Meski gara-gara penyebab yang sepele, misal tetangga teriak-teriak ganggu banget pagi-pagi, diomelin mama, cemburu sama suami, kepentok meja, itu biasa banget. Ibu hamil (eh, saya maksudnya), juga cenderung emosian. Dalam hal ini, segala jenis emosi ya: marah, sedih, cemburu, galau, khawatir, senang, Semuanya mendadak, dan kadang ngga disangka. Perubahan mod sangat cepat sampai suami kadang serba salah :D
Maafkan istrimu ini, ya, mas suami.
I just can’t help it.
Sangat penting mengerti perasaan ibu hamil, dan tenangkan dia di saat galau, khawatir, sedih..... Es krim biasanya sangat membantu, atau,belikan hape baru, gitu *evil grin*
***
Sementara, daftar penyakit yang saya ingat BARU SEGITU.
Iya, masih banyak segudang penyakit lain yang demen banget hinggap di ibu hamil. Tanya aja sama emak atawa bini kalo kagak percaya.
Tulisan ini dimaksudkan sebagai informasi terhadap semua orang, bahwa, menjadi ibu hamil tidaklah mudah.
Setiap hari adalah perjuangan, untuk diri dan janinnya. Jadi, siapapun yang punya keluarga yang sedang hamil,
please be kind to her.
Daftar hal-hal yang harus diperjuangkan setiap harinya meningkat dari waktu ke waktu, bahkan soal naik-turun tangga (kamar saya ada di lantai 2, red).
Minimal, kalau tak bisa senangkan ibu hamil, jangan membuat hatinya sedih. Kalau kita memaklumi dan menolong ibu hamil melalui hari-harinya dengan suka-cita, insyaAllah, kita tak hanya berbuat baik padanya, tapi juga pada janin yang ada dalam rahimnya. Kalau ibunya bahagia, anaknya juga ikutan bahagia, dan sebaliknya.
Yuk, mulai peduli pada ibu hamil :)
Surabaya, 28 April 2015