Well,
Pertanyaan klise sih ya…
Tapi, akhir-akhir ini saya mengalami kejadian kecil yang luar biasa. Membuat saya merinding dan mencintai Tuhan lagi dan lagi.
Karena masih menjadi pesuruh orang, saya harus tunaikan beberapa pekerjaan yang kadang-kadang membuat sport jantung dan harus mengikuti SOP. Nah, karena ada koordinasi yang salah, saya baru tahu kalau ternyata harus membeli sesuatu untuk klien. Sangat tidak mungkin kalau harus mengikuti alur “Purchase Order” karena acaranya besok! Yes. Harus uang pribadi dulu yang keluar, lalu reimburse.
Ini tanggal 20 bung! Detik-detik perjuangan! Dimana isi dompet kebanyakan pattimura, imam bonjol dan paling banter Ngurah Rai.
DAN KAU HARUS NOMBOK DULU SEKIAN RATUS RIBU UNTUK KLIEN. ARTINYA ITU UANG SATU-SATUNYA DAN ENTAH MAKAN BESOK GIMANA.
Untunglah saya punya kawan baik hati yang mau meminjamkan seratus ribu, hitung-hitung cukup untuk bertahan dua atau tiga hari sebelum budget harian di-reimburse.
DAN DIA TRANSFER SERATUS LIMA RIBU RUPIAH.
Bank saya cukup pelit. Ia akan memotong sepuluh ribu untuk administrasi dan akkhirnya uang pun nyangkut Rp.45.000 di atm.
Baiklah, minimal lima puluh ribu bisa di tangan.
Aman?
Iya sedikit. Kabar buruknya adalah…
BARANG UNTUK KLIEN ITU OVERBUDGET DAN UANG LIMA PULUH RIBU SATU-SATUNYA ITU HARUS KAU IKHLASKAN UNTUK NOMBOKIN LAGI.
Dari situlah kiamat kecil datang.
Dompet benar-benar kosong.
Well, baiklah. Minimal masih ada Rp.45.000 di ATM ya? Minta tolong kawan lagi untuk transfer supaya bisa diambillah uang itu.
Singkat cerita, acara sukses.
Meski ada beberapa hal yang membuat deg-deg an, apalagi kalau bukan kemacetan Jakarta. Waktu di jalan memang harus dialokasikan sempurna supaya tak telat.
Sesampainya di kantor. Dengan muka lemas, saya hubungi teman yang sangat dekat (sebut saja pacar, hehe). Dan dia marah, karena saya tak cerita ini-itu, saya cuma nggak mau bikin repot orang (padahal sudah bikin repot daritadi sih). Dia-lah yang menyelamatkan saya sehingga (rencananya) bisa makan siang dan menunggu reimburse kantor cair esoknya.
Saya bukan tipe orang yang terlalu khawatir tidak bisa makan. Jadi santai saja. Gak bisa makan ya puasa. Sejak kecil diajarkan orang tua untuk menyimpan kesusahan dan bertawakal. Gitu. Tapi, sederhananya, saya tidak begitu suka makan. Jadi tidak bisa makan pada jam tertentu tidak begitu menakutkan.
Sampai mana tadi?
Ohya, saya sudah dapat transfer dana supaya uang malang yang nyangkut di ATM itu bisa diambil.
Saya berjalan kearah ATM kantor dengan riang gembira…
Sampai pada akhirnya..
FAK! KARTU ATM KETELEN!
Dan itu adalah akhir dari segala cerita :))
TIdak.
Saya pulang ke kantor dengan tersenyum.
“Sialan gue lagi dikerjain sama Tuhan, nih” umpat saya dalam hati.Mau marah udah kelewat capek fisik dan lapar. Jadi saya senang-senang saja pulang kantor tanpa membawa apapun.
Sesampainya di kantor dan mengabari pacar tentang kejadian tersebut, si pacar panik dan mau antar makanan. Saya tolak karena toh saya gak gitu lapar.
Tiba-tiba..
“Miss, kamu mau makan bareng?”
Seorang guru bahasa inggris cantik menawariku, dan saya langsung terharu.
Akhirnya, saya bisa makan siang. Acara kantor yang saya pegang lancar. Dan besok uang cair.
Semua itu adalah apa yang saya syukuri hari ini,
Kalau kamu?
5 komentar:
jadi ingat elmu matematika pas jaman aq di desa mak
0:1 = 0
1:1 = 1
1:0 = ~
syukur hari ini tadi adalah ketika kemacetan jakarta membuat kita pasrah untuk sampai RCTI jam 8.00, Tuhan menurunkan kita di Halte kemanggisan (jadi tidak perlu sampai grogol - padahal tujuan utama kita grogol, bayangin aja kalau lanjut grogol, "gatot" deh ke RCTI), lalu ngebut pake ojek dengan start yang sama (tukang ojek ane pak tua, motornya endut"an masyaallah), si rizka udah sampai RCTI duluan...
tapi... Syukur Alahamdulillah SSC bisa tiba ditempat tujuan (meskipun telat dikit)...
Alhamdulillaah... Barokallaah...
:)
Kalau ose.
Ketika semua deadline2 sudah hampir rampung, semua tgl finishing aja.
Tiba2 sebuah trouble dateng gitu aja.
Salah satunya proposal acara, yg sudah berjuang keliling cari ttd ketua acara ketua bem ketua parlemen tgl 1 wadek aja nih udh seneng banget kan. Tba2 aja baru sadar kalau ada kesalahan fatal di lembar pengesahan itu yang ngebuat saya mau gamau harus mengulang keliling mencari ttdbyg notabenenya susah karena mereka memiliki kesibukan tersendiri. Sampai timbul jalan2 pintas d kepala, seperti ingin memalsukan tanda tangan ups. Tp entah knp sekali lagi saya rasanya tidak bisa melakukan itu. Akhirnya selesai kuliah dokter abdul yg dalam kuliah itupun saya tidak konsen sama sekali. Saya bergegas pergi mencetak kertas pengesahan baru. Daaan fotocopiannya ramai. Saya memutuskan untuk ngeprint d kosan. Sampai d kosan ternyata gabawa kunci dan mau gamau harus pulang ke kelas d lantai 4 dulu. Lari sana lari sini akhirnya sampai kosan dan berharap bisa segera mencetak dok tsb. Daaaaaan ketika saya ingin mengambil kertas ya Allah kertas ukuran yg harus dipakai tidak ada sisa satupun. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil wudhu dan sholat dzuhur berharap agar bisa lebih tenang dan tdk tergesa2. Selesai itu semua file saya masukkan ke flashdiak dan segera membawanya ke fotocopian dan taraaa lembarnya selesai. Peejuangan belum berhenti sampai disana. Saya juga harus segera meminta ttd ketua acara sampai ke jetua parlemen dan harus urut. Akhirnya berkeliling kampus mencari dan bertanya d setiap temoat apakah melihat org2 yg dimaksud sudah hampur putus asa karena tisak bertemu kabem dan tajut dia sudah pulang dr kampus. Untungnya kenal sama mas2 yg dkat dg kabem dan dia bersedia mencari keberadaan kabem tsb and I get his sign, then move to find the others obe kapar haha. Tp sygnya ia telah pulang ke rumah hari yg melelahkan dan sudah membuatku harus membayar 88rb secara cuma2 karen. Tdk masuk kuliah 2 jam. Tp banyak hal yg bisa di ambil bahwa dunia belum berakhir dan semua msh bisa berjalan dg baik jika kita tenang dan berfikir dg jernih. Dan intinya jangan pernah mengeluh selama masih bisa bernafas :) :) :)
*hugs* Mas Faris...Ose :*
:))
Sate Padang Mak Syukur tuh enak... :9
Posting Komentar