Hey, aku menemukannya permata tertimbun pasir air mata. Apa
itu?
Tidak. Itu Kristal air mata, bukan permata.
Lalu mengapa begitu berkilau? Aku tak tahu.
Ia lantas membawanya ke maha guru.
Bukan nak, itu hayalanmu saja.
Itu hanya batu kerikil dalam tumpukan pasir.
Lalu ia mendatangi ibu.
Hanya beliau yang mengelus kepala dan membenarkan,” jangan
pernah mendengarkan keindahan dari selain engkau. Percayalah pada dirimu
sendiri”
Shei
Djakarta, Feb
0 komentar:
Posting Komentar