Perempuan, Ibu Semua Bangsa
Dengan ini, saya sebagai salah satu perempuan di negri ini, mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya atas perjuangan perempuan dari era sebelum
merdeka, hingga dewasa ini. Yang berujung pada pemenuhan hak-hak perempuan
sedikit demi sedikit. Hak yang selama ini disita dari harkat kita atas dasar
sistem budaya dan kuasa.Terima kasih juga untuk para lelaki non-patriarki yang
turut membantu kami menjejakkan kaki dengan bangga, tanpa harus menjadi
inferior seperti masa dulu kala.
Perjuangan yang tentu tak luput dari segala kekurangan dan keterbatasan,
tapi, kita bisa.
Hari kemarin, saya bertemu dengan seorang aktivis perempuan yang sangat
luar biasa, dari sisi kepribadian, pengalaman hidup, dan tentu saja kiprah
perjuangan. Siapa tak kenal Mbak Helga Worotitjan? Sepanjang hayat di dunia
pergerakan, ia aktif sekali memperjuangakan nasib para perempuan penyintas
kekerasan (seksual).
Saya sangat bersyukur memiliki teman sehebat itu, tak hanya Mbak Helga,
beberapa kenalan di jagad maya yang selalu mengusung tema perjuangan perempuan
menuju kesetaraan juga tak sedikit. Dan saya bangga atas apa yang mereka
lakukan. Perempuan, tidak lagi menjadi jender inferior.
Ingat apa yang kami perjuangkan?
Kesetaraan.
Kami bukannya mau menguasai dunia seperti para penjajah. Dan menjadikan
negri ini sebagai negri Matriarki. Tidak. Kami hanya mengejar kesetaraan.
Kami tak ingin menjadikan perempuan sebagai jender adi luhung yang harus
dielu-elu dan disanjung-sanjung.
Kami hanya ingin, tempat kami, sebagai ibu, dianggap sebagai rumah.
Dianggap sama dengan tempat bapak. Bahwa, ibu pun berhak bekerja, berhak
berpolitik, dan secara natural, tetap menjaga dan merawat keluarga. Tapi,
biarlah itu menjadi pilihan dan hak. Bukan tuntutan mendarah daging yang lalu
beralihfungsi sebagai keniscayaan.
Para ibu dan calon ibu ini hanya ingin disetarakan.
Bahwa, tak ada lagi "nggandhul suara" pada Lelaki, kami tak bisu.
Dengan begitu, perempuan sebagai ibu ini akan dapat merawat dan membesarkan
generasi bangsa yang unggul, makmur, dan tentu saja, berpendidikan.
Tanpa wanita takkan ada bangsa manusia. Tanpa bangsa
manusia takkan ada yang memuji kebesaranMU. Semua puji-pujian untukMU di
mungkinkan hanya oleh titik darah, keringat dan erang kesakitan wanita yang
sobek bagian badannya karena melahirkan kehidupan” ~ Pramoedya Ananta Toer
Selamat Hari Perempuan Sedunia.
Semesta bersama perjuangan kita semua.
3 komentar:
Tetap berjuang mbak Shei...
Pertemuan itu mood booster perjuangan banget Sis.....you are sooooo humble, sangat menjejak bumi dg karya bagi banyak anak yg membutuhkan pendidikan layak & kerap dilupakan. Terima kasih Shei, aku merasa dimanusiakan sekalo saat bercakap-cakap denganmu Sis.
Makasih banget Mbak Helga,
Aku ngga percaya kebetulan,
Setelah dipertemukan denganmu, hidupku juga jadi lebih baik.... terima kasih sudah menjadi pendengar yang baik, dan teman yang setia. God bless you, my sister :*
Posting Komentar