Kudengar
samar-samar, ponselmu menyenandungkan ”Payung Teduh”.
Liriknya
menceritakan tentang perempuan yang sedang ada dalam pelukan.
Setelah
menyelesaikan pembicaran telepon, seketika matamu menangkap pandangku.
Kemudian keduanya berbinar sambil memandangku kembali dari pantulan cermin sebelah.
Apakah kau
malu jika beradu pandang denganku?
Aku paham.
Lalu kau
segera menyelesaikan hidanganmu. Tanpa berkata apa-apa.
Kau taruh
lembaran puluhan ribu dan recehan sambil menunjuk pada mejaku sekali, kemudian
pergi.
Siapa
namamu?
Bolehkah
aku menjadi perempuan istimewa itu?
2 komentar:
kemudian, kak shei.. bukan kemudia.. *dan kemudian dijitak* :')))
makasih loh udah dikoreksi :)))))
Posting Komentar