Menerima Penghargaan Tupperware She can Award 2013

Tupperware SheCAN! Award 2013, penghargaan untuk 89 orang yang menginspirasi Indonesia dengan karya-karya sosial mereka

Menerima Penghargaan Indi Women Award 2013

21 Perempuan Inspiratif Menerima pengharagaan "Indi Women Award" dari PT. Telkom Indonesia, dihadiri oleh Ibu Linda Gumelar, Menteri Peranan Wanita. Bagian saya, Socio Activist untuk Save Street Child

Crowd Funding Projects

Kita bisa keroyok project-project sosial ini bersama-sama untuk masa depan yang lebih baik. Gabung sekarang! ^^

Bersama Sarah Sechan dan Keluarga Save Street Child

Talk Show di NET TV bersama Sarah Sechan. Adik-adik ternyata sudah berbakat sebelum ditraining jadi host TV!

Kumpulan Puisi

Kumpulan puisi-puisi karya sendiri atau saduran dapat dibaca disini

Kamis, 28 November 2013

Orang Miskin Dilarang Sekolah (Sebuah Cerita Tentang Alan)


Hai hai,
Setelah beberapa hari ini dikejutkan oleh kabar duka dariseorang kawan, Tuan Vandi, blog ini akan kembali beraktivitas untuk menunjukkan realita Jakarta yang bisa kita keroyok rame-rame.

Kemarin malam, setelah bermuram karena ditinggal kawan, saya sangaaat lapar.
Akhirnya saya memutuskan untuk mampir ke booth “Ayam S*bana” yang dekat dengan kosan. Tapi, nggak beli ayam, malah beli bakso. Untuk yang jaga baik, boleh aja tuh…hehe.
Sambil makan, iseng saya ngobrol sama Alan,

Alan?
Keren kali ya namanya? Tapi cerita hidupnya tak begitu membuatnya berbangga (ini baru cerita, belum dikonfirmasi kebenarannya).

“Alan kamu umurnya berapa sih?”
“Hehe baru 18 taun kak”

Padahal perawakannya tinggi, legam, dan sepertinya dia berusia 25-an ke atas (secara fisik, dia ini keliatan lebih tua dari si pacar loh!)
Siapa yang sangka kalau Alan ini baru 18 tahun!
Yaampun…

“…trus, ini Ayam S*abana punya sendiri apa punya orang?”
“Punya saudara kak…”
“Sistemnya setoran gitu ya? Ada target?”
“Nggak ada target, iya, disetor ya harian…berapa dapat itu yang disetor”
“Oh, lalu kamu dapat berapa tuh dari setoran?”
“Nggak dapat apa-apa kak….Cuma makan”

Dhuar!

Seketika saya terbengong-bengong. Lalu saya pancing-pancing lagi. Kalau nggak dapat apa-apa, gimana Alan bisa kemana-mana? Dengan malu-malu, Alan menjawab “…ya nggak kemana-mana kak, sepulang kerja ya tidur, gitu terus setiap hari.”
Iya
Benar-benar setiap hari.
Tanpa libur.
Tapi tau nggak?
Saya nggak pernah meilhatnya muram.
Dia selalu melayani pemnbeli dengan mata berbinar dan senyum yang cerah.

“Alan,dulu sekolahnya sampai tama tapa?”
“Cuma sampe kelas 4 SD kak. Soalnya ibu-bapak waktu itu bilang..Nggak punya biaya sekolah. Jadi lah Alan mending berhenti dari 4 SD. Padahal tadinya pengen sekolah, trus mondok..Pengennya sih jadi Ustaz gitu”

Saya terdiam.
Benar-benar ya….orang miskin memang gak boleh sekolah. Sambil makan bakso dan ngobrol dengan Alan, Tandi, tukang bakso, menimpali..

“Saya juga mbak, Cuma sampe kelas 5 SD. Trus keasyikan cari duit…Tapi sekarang sih pengen nikah, pengen punya usaha sendiri” jelasnya. Ia juga bercerita tentang sistem bagi hasil bakso keliling yang dilakoninya itu. Ia ambil Rp. 500/buah, dan menjualnya Rp. 600/buah. Sehari-hari ia bisa mengantongi Rp. 30.000- Rp. 50.000. Itu pun harus dipotong untuk belanja lagi, jadi laba bersih mungkin ya Rp. 20.000- Rp. 30.000 per hari.

See?
Bagaimana kita menghargai uang memang berpengaruh dengan syukur.
Mereka bersyukur kok,
Tapi, syukur bukan berarti menjadi malas mengubah nasib.
Alan lalu saya tawari untuk bersekolah lagi, dan dia mau. Kebetulan saya ada kenalan pondok pesantren bagus yang dikelola oleh Abang ketemu gede, Bang Munawar.

Bang Munawar M. Ali ini pendiri Sekolah Rakyat Bogor yang terkenal sekali itu. Beliau merupakan orang baik yang beneran baiknya. Seorang ustaz yang relijius tanpa mengkafirkan orang lain. Sehingga dipercaya menjadi guru ngaji salah satu orang terkaya di negri ini (nggak usah sebut merk lah ya). Meski bergaul dengan pembesar-pembesar, Bang Munawar ini sangat rendah hati. Ia juga berhati-hati dalam mengelola yayasannya, tak mau disikut-sikut si pembesar yang nntabene juga bermasalah dengan pajak dan sebagainya itu. Ikhtiar yang luar biasa dibalik godaan-godaan. Ini baru keren! Teruji!

Setelah ngobrol dengan si Abang via aplikasi chatting, Abang berpesan supaya saya juga mencarikan ortu asuh supaya Alan bisa lebih terjamin. Maklom, Pondok ini baru., cek aja di twitter Min Karomah. 
Lalu saya buka saweran di twitter selama kurang lebih 15 menit. 



Terkumpullan 3 orang baik yang mau mendermakan hartanya untuk Alan sebesar Rp. 200rb/bulan selama 6 bulan. Ini artinya, kebutuhan Alan di pondok Rp. 400.000/ bulan dan tabungan dia Rp. 200.000/ bulan aman. Kakak-kakak baik hati itu bisa dicari di twitter: @dim_oz @RiantiAgnesia dan @candra_kun (maaf ya di-publish, habisnya biar bikin iri yang lain haha)

Alan akan masuk pada program “Patungan Orang Tua Asuh” yang dikelola oleh Save Street Child dibawah kakak Velly Marchia. Ini memudahkan pelacakan dan penagihan donasi per bulannya karena saya sudah pasti akan lupa dan teledor. Kakak Velly bisa langsung ambil alih dan menghubungi donatur-donatur Alan secara periodik.

InsyaAllah.

Sekarang, perjuangan selanjutnya adalah meyakinkan Alan untuk menuntut ilmu dengan baik dan menculiknya dari majikan tak berperikemanusiaan itu :p
(bohong lah…diizinin nanti)
Yak!
Nanti saya akan minta bantuan teman lagi untuk melakukan hal di atas karena masih banyak kerjaan di Yayasan haha (emang dasar males).
Nah,
Begitulah secuplik cerita tentang Alan.

Thankyou for providing Alan such opprotunity to be a free and educated boy!
Mari makan dan ngopi lagi :)

Disclaimer:
Mohon maaf foto Alan tidak dimuat di blog ini, tapi akan langsung diberikan pada donatur dan pihak-pihak terkait. Alan tidak dijual, by the way :p


Selasa, 26 November 2013

Memoar tentang Tuan Vandi @Toiletcafe

“Saru mana saru?”
“Ngcng”
Memulai setiap twit dengan beberapa titik di depan.

Ciri khas dari @Toiletcafe.
Siapa dia?
Seorang teman. Bukan hanya akun terkenal yang biasa menghibur pengikutnya di linimasa. Iya. Dia seorang teman.
Tengah malam tadi, ada yang membangunkan untuk memberi kabar “Jamban meninggal”.
“Hah?”
Antara percaya tak percaya, saya mengucek-ucek mata dan memastikan lagi. “Toiletcafe? Jamban?” Kenapa?”
“Stroke ringan”
Lalu di timeline muncul cerita dari adiknya, @Arieronic. Yang paling miris adalah yang ini:





Lalu?
Belajar sesuatu?
Saya iya.

Tau tidak? Selama ini, tak pernah ada yang tau bahwa Jamban sedang sakit keras. Bahkan ada penyakit bawaan (step). Dia selalu terlihat tegar melalui teks-teksnya yang menghibur di linimasi. Oh, tidak! Bukan terlihat tegar. Tapi memang tegar. Saya membaca cerita dari Adiknya, Ariyani, bahwa memang Jamban adalah orang yang ceria dan sangat baik, tidak suka merepotkan orang lain. Adiknya bercerita bahwa sewaktu ia jatuh sebelum masuk UGD, bahkan ia berpura-pura sedang terbaring di lantai karena kepanasan L

Ibunya mengetahui bahwa, Vandi (jamban) hanya berpura-pura, karena ketika disuruh bangkit, ia bilang “nanti saja”. ANAK INI LOH! HIH! SUKA BANGET BIKIN ORANG SUPAYA NGGAK KUATIR!

Sebagai pacar dari teman baiknya, saya merasa sangat kehilangan.
Jamban merupakan orang dekat dengan si pacar, dan suka iseng kalau kami lagi marahan. Tapi, selalu, dia menghibur dan membuat kami baikan lagi. Kalau nggak baikan-baikan, nanti diisengin lagi “kapan putus?” :)
INGAT BANGET! Pas pacaran sama @ArieMacCa, Jamban orang yg pertama tau. Foto ini dikirim ke line dia. waktu pacaran sama @ArieMacCa, jamban pnh bilang "Lo cakepan sekarang, tapi tetep insekyuran". Sial lo mban :))



Tuan Vandi,
Kamu adalah guru sesungguhnya dalam hidup.
Bayangkan, dengan kehadiranmu yang sebentar, kamu membuat orang-orang sadar bahwa…
“Pain is inevitable, but suffering is optional” (Haruki Murakami)
(photo by: @ariemacca)

Meski sakit,
Tapi kau memilih untuk tidak menderita, malah menghibur orang-orang.
Doa dan tawa kami bersamamu, mban.


Selamat jalan, Tuan Vandi
Kami menyayangimu.

#RIPToiletcafe 26 April 1980- 26 November 2013  


Selasa, 19 November 2013

Apa Yang Buatmu Bersyukur Hari ini?


Well,

Pertanyaan klise sih ya…
Tapi, akhir-akhir ini saya mengalami kejadian kecil yang luar biasa. Membuat saya merinding dan mencintai Tuhan lagi dan lagi.

Karena masih menjadi pesuruh orang, saya harus tunaikan beberapa pekerjaan yang kadang-kadang membuat sport jantung dan harus mengikuti SOP. Nah, karena ada koordinasi yang salah, saya baru tahu kalau ternyata harus membeli sesuatu untuk klien. Sangat tidak mungkin kalau harus mengikuti alur “Purchase Order” karena acaranya besok! Yes. Harus uang pribadi dulu yang keluar, lalu reimburse.

Ini tanggal 20 bung! Detik-detik perjuangan! Dimana isi dompet kebanyakan pattimura, imam bonjol dan paling banter Ngurah Rai.

DAN KAU HARUS NOMBOK DULU SEKIAN RATUS RIBU UNTUK KLIEN. ARTINYA ITU UANG SATU-SATUNYA DAN ENTAH MAKAN BESOK GIMANA.

Untunglah saya punya kawan baik hati yang mau meminjamkan seratus ribu, hitung-hitung cukup untuk bertahan dua atau tiga hari sebelum budget harian di-reimburse.

DAN DIA TRANSFER SERATUS LIMA RIBU RUPIAH.

Bank saya cukup pelit. Ia akan memotong sepuluh ribu untuk administrasi dan akkhirnya uang pun nyangkut Rp.45.000 di atm.

Baiklah, minimal lima puluh ribu bisa di tangan.
Aman?
Iya sedikit. Kabar buruknya adalah…

BARANG UNTUK KLIEN ITU OVERBUDGET DAN UANG LIMA PULUH RIBU SATU-SATUNYA ITU HARUS KAU IKHLASKAN UNTUK NOMBOKIN LAGI.

Dari situlah kiamat kecil datang.
Dompet benar-benar kosong.
Well, baiklah. Minimal masih ada Rp.45.000 di ATM ya? Minta tolong kawan lagi untuk transfer supaya bisa diambillah uang itu.

Singkat cerita, acara sukses.
Meski ada beberapa hal yang membuat deg-deg an, apalagi kalau bukan kemacetan Jakarta. Waktu di jalan memang harus dialokasikan sempurna supaya tak telat.
Sesampainya di kantor. Dengan muka lemas, saya hubungi teman yang sangat dekat (sebut saja pacar, hehe). Dan dia marah, karena saya tak cerita ini-itu, saya cuma nggak mau bikin repot orang (padahal sudah bikin repot daritadi sih). Dia-lah yang menyelamatkan saya sehingga (rencananya) bisa makan siang dan menunggu reimburse kantor cair esoknya.

Saya bukan tipe orang yang terlalu khawatir tidak bisa makan. Jadi santai saja. Gak bisa makan ya puasa. Sejak kecil diajarkan orang tua untuk menyimpan kesusahan dan bertawakal. Gitu. Tapi, sederhananya, saya tidak begitu suka makan. Jadi tidak bisa makan pada jam tertentu tidak begitu menakutkan.

Sampai mana tadi?
Ohya, saya sudah dapat transfer dana supaya uang malang yang nyangkut di ATM itu bisa diambil.
Saya berjalan kearah ATM kantor dengan riang gembira…
Sampai pada akhirnya..

FAK! KARTU ATM KETELEN!

Dan itu adalah akhir dari segala cerita :))

TIdak.

Saya pulang ke kantor dengan tersenyum.
Sialan gue lagi dikerjain sama Tuhan, nih” umpat saya dalam hati. 
Mau marah udah kelewat capek fisik dan lapar. Jadi saya senang-senang saja pulang kantor tanpa membawa apapun.

Sesampainya di kantor dan mengabari pacar tentang kejadian tersebut, si pacar panik dan mau antar makanan. Saya tolak karena toh saya gak gitu lapar.

Tiba-tiba..

“Miss, kamu mau makan bareng?”

Seorang guru bahasa inggris cantik menawariku, dan saya langsung terharu.

Akhirnya, saya bisa makan siang. Acara kantor yang saya pegang lancar. Dan besok uang cair.

Semua itu adalah apa yang saya syukuri hari ini,
Kalau kamu?

Senin, 18 November 2013

Keras Kepala


Ada yang sering diprotes orang karena terlahir dengan kepala batu?
Kita senasib.
Mungkin kita ini termasuk titisan Sun Go Kong, ya?
Tapi, percaya tidak?Ada beberapa pelajaran dari ego satu ini.
“Keras Kepala” seakan menjadi musuh semua orang. Karena memang batu, susah dibilangin, dan semacamnya J
Yaaaa….Selama 24 tahun hidup, dalam fase-fase perjalanan, saya banyak belajar. Termasuk bagaimana menetesi air pada kepala yang terlanjur keras ini.
Beberapa kali saya terrjatuh, kepentok, rusak, dan merugi karena kepala yang terlalu keras ini. Kehilangan tim kerja, gagal kerjasama, dan putus cinta. Banyak hal. Tapi, Tuhan masih memberi umur untuk saya supaya bisa introspeksi diri dan memperbaiki kesalahan.
Tapi, ada kalanya keras kepala ini memberi manfaat dalam mengejar mimpi. Misal, lahirnya Save Street Child meski banyak yang meragukan dan terpental karena kerja yang tak henti-henti. Kepala keras Ini menyelamatkan saya dari keputus-asaan dan berhenti bekerja. Saya terlalu keras kepala untuk mundur dan menyerah. Jadi, diteruskan saja.
Lalu,
Sebenarnya keras kepala ini baik atau buruk sih?
Beberapa hal yang saya pelajari adalah:

1)  Keras kepala itu harus dijaga untuk mempertahankan: kepercayaan (beliefs), nilai (values), visi (vision), dan keadilan (justice).

2)      Keras kepala akan pemahaman di atas pun harus tetap di-update supaya menjadi nilai hidup, bukan hanya “Pemahaman popular”

3)      Keras kepala itu merugikan jika kita MENOLAK MENTAH-MENTAH saran dari orang lain (dengarkan saja dulu, baru dipikir dan ditindaklanjuti)

4)      Keras kepala bukan berarti independen. Bedakan mana keras kepala seperti yang ada pada poin 1 diatas dan mana keras kepala yang hanya menjadikan kamu seorang “bigot”.

5)      Pertajam analisis. Saya tidak akan menulis “dengarkan kata hati” pada poin ini. Karena kata hati bisa jadi cuma jadi PEMBENARAN karena MALAS MIKIR J




So, which stubbornness will drive you?


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More