Menerima Penghargaan Tupperware She can Award 2013

Tupperware SheCAN! Award 2013, penghargaan untuk 89 orang yang menginspirasi Indonesia dengan karya-karya sosial mereka

Menerima Penghargaan Indi Women Award 2013

21 Perempuan Inspiratif Menerima pengharagaan "Indi Women Award" dari PT. Telkom Indonesia, dihadiri oleh Ibu Linda Gumelar, Menteri Peranan Wanita. Bagian saya, Socio Activist untuk Save Street Child

Crowd Funding Projects

Kita bisa keroyok project-project sosial ini bersama-sama untuk masa depan yang lebih baik. Gabung sekarang! ^^

Bersama Sarah Sechan dan Keluarga Save Street Child

Talk Show di NET TV bersama Sarah Sechan. Adik-adik ternyata sudah berbakat sebelum ditraining jadi host TV!

Kumpulan Puisi

Kumpulan puisi-puisi karya sendiri atau saduran dapat dibaca disini

Senin, 27 Januari 2014

Hebohkan Kampanye Melalui Sosial Media


Siapa yang tidak menggunakan sosial media? Anak SD, bahkan Ibu Rumah Tangga dewasa ini semakin getol memainkan jemari mereka di sosial media seperti facebook, twitter bahkan masih ada yang menggunakan Friendster. Apa sebenarnya sosial media itu?

Sosial Media menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (2010) adalah sebuah grup yang berbasis di internet web 2.0 yang dapat digunakan untuk membuat konten, dan membagikannya secara bebas (user-generated content).

Tak heran, dewasa ini, pengguna internet dari berbagai kalangan menyenangi sosial media. Melalui sosial media, mereka dapat membuat konten sesuai dengan kebutuhan. Remaja dapat ekspresif menyatakan kesukaan mereka terhadap teman sebayanya, atau mendukung klub bola favorit mereka, ibu-ibu rumah tangga dapat membagi tips memasak sehari-hari, seorang professional dapat membagikan keseharian mereka di ruang kerja, berikut memperkenalkan produk-produk bisnis mereka pada koleganya.

Saya pun menggunakan sosial media untuk mencari donasi dan melakukan kampanye sosial.

Mengapa Sosial Media itu Efisien?
Sosial media itu MURAH. Iya, bahkan bisa saja gratis jika kamu bisa nebeng di koneksi internet orang, misal di café/ kantor teman. Hihi.. Asik ya?

Selain murah, ternyata, keterjangkauan sosial media ini luar biasa! Ingat bagaimana Miley Cyrus mendapat jutaan view di youtube hanya dalam semalam? Iya. Ini berkat efek viral di sosial media. Apa itu viral? Ini semacam virus. Orang gatal untuk me-repost, me-retweet supaya teman-teman mereka  yang lain tau kehebohan dan kesenangan akan materi yang mereka bagikan tersebut.

Mengapa Sosial Media Itu Efektif?
Sesuai dengan fungsinya, konten sosial media dibuat sendiri oleh penggunanya. Ini yang membuat sosial media unik dan disenangi, karena dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan pengguannya. Sebut saja facebook, terdapat status update dan wall, yang bisa diisi apa saja, biasanya sifatnya personal. Lalu? Bagaimana jika status update ini diisi hal-hal yang menginspirasi? Pasti akan semakin menarik!
Sudah siap untuk memulai?

Cek daftar berikut ini ya :)

Siapkan Amunisi!
1)    Sambungan Internet!
Tentu saja kau butuh koneksi internet untuk memulai online-campaign ini.

2)    Ciptakan Kanal Sosial Media dan Website
Meski sosial media  sangat efektif untuk mempengaruhi massa, tapi tetap saja sebuah landing page diperlukan. Pastikan organisasimu punya website atau setidaknya blog yang berisi informasi lengkap supaya orang lebih mudah memahami. Sosial media seperti twitter terlalu singkat untuk membagikan seluruh informasi. Gaungkan kampanye lewat twitter dengan kata-kata menarik, lanjutnya dengan link artikel.
-       Hal-hal yang harus ada di website:
a)  Informasi yang edukatif tentang kampanyemu
b)  Cerita yang inspiratif, kalau bisa juga berisi kutipan dari orang-orang yang ikut dukung kampanye tersebut.
c)  Panggilan untuk ikut beraksi (entah hanya share di sosial maedia atau donasi)
d)  Links ke sosial media mu (twitter, facebook, google + dll)
e) Share Buttons- Pengunjung website dapat langsung membagikan informasi web tersebut dengan sekali klik ke sosial media mereka.

3)    Ciptakan Proyek Kampanye
Ciptakan proyek kampanye apa yang akan dibuat dan dibagikan pada khalayak. Kerjakan isu-isu yang sejalan dengan visi organisasimu.

4)    Setting GOAL
Tujuan dari kampanye itu apa? Cuma sekedar awareness (kesadaran) atau menjaring uang (donasi)? Harus di setting sehingga, dalam pembuatan materi kampanye, hal itu jelas.

Misal: Dengan share foto/ artikel ini, kamu turut menyumbang Rp. 5000 ke Yayasan ABC untuk menolong anak-anak yang terkena kanker.

5)    Jangan Terlalu Menggaungkan Institusi
Jika Institusimu belum terlalu terkenal, lebih baik fokus ke kampanye. Lalu sertakan institusimu sebagai watermark (penanda). Lihat contoh ini:

Ini adalah kampanye untuk pendidikan usia dini dari Save Street Child.



6)    Yakinkan Publik
Yakinkan publik untuk ikut berkontribusi dengan apapun yang mereka bisa, tenaga, waktu, uang, dan berikan opsi tersebut sehingga mereka dapat bebas memilih.

7)    Bersabarlah
Memulai sebuah kampanye hingga menghasilkan target yang dicita-citakan membutuhkan kesabaran.



3 minggu lagi saya akan posting bagaimana mengukur kesuksesan kampanye online. Ditunggu ya partisipasi atas usahanya. Semoga berhasil!

Kamis, 23 Januari 2014

Dr. Tahir: Prinsipnya, Bekerja Juga Kudu Berderma


Dari Melarat Jadi Konglomerat
Siapa sangka, lahir di lingkungan melarat, bisa membuat anak ini berkembang jadi konglomerat?
Iya. Tidak ada yang menyangka, bahkan mungkin dirinya sendiri juga tak mengira. Tapi, Tahir muda, membuktikan semua kerja keras dan keuletannya selama ini. Tak mau dikalahkan nasib, ia selalu melajukan mimpi dari segala ketidakmungkinan.

Dr. Tahir lahir di Surabaya, 26 Maret 1952. Saat ini, ia ada dalam daftar konglomerat dunia dari Indonesia dan menggawangi Mayapada Group, sebuah holding company yang memiliki beberapa unit usaha di Indonesia meliputi perbankan, media cetak dan TV berbayar, properti, rumah sakit dan rantai toko bebas pajak (DFS).

Karier gilang gemilang ini dimulai dari pemberontakan terhadap nasib. Kala itu, Dr. Tahir bahkan tak bisa melanjutkan kuliah karena tak punya biaya. Ayahnya yang hanya berprofesi sebagai pembuat becak mendadak sakit keras dan tak bisa bekerja. Alhasil, Dr. Tahir lah yang harus menyokong keluarga.
Kemiskinan tidak membuatnya patah semangat. Meski bukan tergolong keluarga kaya, tapi, ayah Dr. Tahir ingin anaknya mendapat pendidikan yang terbaik. Tahun 1971, ia menamatkan sekolahnya di SMA Kristen Petra Kalianyar Surabaya. Setelah taman SMA, Dr. Tahir mencoba mencalonkan diri untuk program beasiswa di sekolah bisnis di Nanyang University, Singapura. Di negeri Singa itu, ia menempuh studi sembari tiap bulan mencari produk di Singapura untuk dijual di Surabaya. Dia membeli pakaian wanita dan sepeda dari pusat perbelanjaan di Singapura, dan menjualnya kembali ke Indonesia.

Dari sini, terbersitlah ide untuk memulai bisnis garmen impor untuk membantu biayai sekolahnya. Setelah lulus sarjana dari Nanyang University, Singapura, ia melanjutkan pendidikan keuangan di Golden Gates University, Amerika Serikat dan menyelesaikan program Master.

MAYAPADA GROUP: Pemain Baru Yang Cerdik Bertaktik
Dr. Tahir terkenal sebagai pengusaha muda bermental baja. Selain ulet, ia juga kreatif. Sehingga apa saja seakan-akan bisa menjadi ‘emas’ di tangannya. Inilah yang membuatnya mendirikan holding company Mayapada Group pada 1986. Bisnisnya merambah ke dealer mobil, garmen, perbankan, sampai kesehatan. Tahun 1990 Bank Mayapada lahir menjadi salah satu bisnis andalannya, menggantikan bisnis garmennya yang kurang berkembang. Tidak ada yang memprediksi bahwa Bank Mayapada yang memang berfokus pada pengucuran kredit usaha kecil ternyata tak terpengaruh krisis ekonomi 1998. Saat bank-bank lain ‘seret’ dan hampir kolaps, Bank Mayapada malah masuk ke pasar Saham Bursa Efek Jakarta. Aktivitas perbankan Bank Mayapada tidak lumpuh karena ia tidak mengambil kredit dari bank asing sebesar bank-bank di Indonesia pada waktu itu. Pada 2007, justru bank ini mendapatkan predikat bank umum terbaik nomor 2 dari majalah InfoBank.

Konglomerat Indonesia ke-12
Keuletan Dr. Tahir membuahkan hasil, saat ini, ia ada dalam urutan ke-12 konglomerat di Indonesia. Kekayaannya saat ini mencapai 2 miliar dolar AS atau setara dengan 19 triliun rupiah. Lalu untuk apa pengakuan ini? Tentu saja bukti bahwa kerja kerasnya menghasilkan profit, baik bagi dirinya, dan juga bagi karyawan-karyawannya. Unit-unit bisnisnya melakukan penyerapan tenaga kerja, dan tentu saja, kegiatan finansialnya melalui Bank Mayapada juga ikut berkontribusi untuk pengembangan usaha kecil.

Tak berakhir disana,

Dr. Tahir tertarik untuk merambah sektor Rumah Sakit,  toko bebas bea serta perusahaan media.  Termasuk diantaranya sebagai pemegang saham perusahaan PT Wahana Mediatama, yang memiliki izin (lisensi) untuk penerbitan Forbes Indonesia. Selain itu, kelompok usaha Mayapada Group terus berkembang dengan sebelas perusahaan properti yang berlokasi di Bali, Indonesia dan Singapura.

Berkat kontribusinya di pengembangan usaha kecil di Indonesia, Dr. Tahir dianugerahi gelar Doktor Kehormatan oleh Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya pada 2008.

Bekerja dan Berdema, Seimbang.
Tak larut dalam kegelimangan harta, Dr. Tahir yang pernah merasakan tidak enaknya jadi ‘orang kecil’ tentu saja juga suka berderma. Bekerja dan Berderma harus seimbang. Dr. Tahir memulai dengan membangun Rumah Sakit Mayapada yang berlokasi di Tangerang dan Jakarta. Saat peresmiannya, Dr. Tahir memberikan pengobatan jantung gratis untuk penderita penyakit jantung yang berasal dari keluarga kurang mampu.

Tidak berhenti di situ, semakin tahun, semakin besar pula dana kemanusiaan yang dialokasikan, hingga mencapai puluhan juta dollar AS. Kegiatan berderma Dr. Tahir juuga merambah bidang pendidikan dengan pemberian beasiswa maupun bantuan pengembangan pendidikan lain. Skala donasinya bukan hanya di tingkat nasional, melainkan juga regional dan global.

Musibah banjir Jakarta tahun 2013 juga merupakan momentum untuk mengabdikan diri pada ibukota. Dr. Tahir, bos Maspion Group Alim Markus dan bos Lippo Group sekaligus mertuanya Mochtar Riady mendonasikan 7 miliar rupiah dalam bentuk pengadaan air bersih, buku dan juga seragam sekolah bagi anak-anak korban banjir di Jakarta.

Tak Hanya Setor Uang, Berderma Juga Punya Strategi
Aktivitas kemanusiaan Tahir Foundation diakui secara global. Ini yang membuat Bill & Melinda Gates Foundation mau diajak bekerjasama. Dr. Tahir menyumbangkan dana hingga 75 juta dolar AS setara sekitar 900 miliar rupiah kepada The Global Fund untuk menanggulangi masalah TBC, HIV, dan malaria serta untuk perkembangan program Keluarga Berencana (KB).

Dr. Tahir percaya, berderma pun perlu strategi. Melalui skema matching fund, insting bisnisnya digunakan pula dalam roda institusi non-profit ini, dan siapa yang mengira kalau skema ini berhasil? Itu sebabnya ia merangkul Gates.

Bill & Melinda Gates Foundation mempunyai skema matching fund, artinya setiap donasi yang dikeluarkan oleh mitra akan dilipatgandakan dua kali lipat. Donasi 75 juta dolar AS itu akhirnya beranak menjadi 150 juta dolar AS, dan dikembalikan ke Indonesia sebagai salah satu negara penerima donasi. Sesuai kebijakan The Global Fund, sebuah negara hanya berhak menerima donasi apabila ada seorang warga negara tersebut yang menjadi donatur ke The Global Fund. Dan Tahir menjadi orang pertama serta satu-satunya yang menjadi donatur ke lembaga ini.

Menurut Gates, Indonesia dianggap telah berhasil meningkatkan angka kesehatan warga negaranya, walaupun masih banyak juga permasalahan yang harus diselesaikan.

"Ini merupakan contoh aksi filantropi paling fenomenal baik bagi Indonesia maupun regional," ujar Bill Gates kala itu di Abu Dhabi.


Rabu, 22 Januari 2014

PEMUDA HARUS GILA



Saya tidak begitu mengerti  tentang gerakan politik, jujur saja. Juga tidak memahami sejarah gerakan kepemudaan di negri ini secara politis. Saya Cuma tau bahwa, dulu, Soekarno, Tan Malaka, Sjahrir, Hatta dan bapak-bapak pendiri republik ini pernah muda, pernah jatuh cinta, dan tentu saja pernah melakukan hal-hal bodoh yang identik dengan anak muda: gegabah dan revolusioner. Masih ingat kan? Bagaimana kelompok pemuda Soekarni, Wikana dan Chaerul Saleh mendadak menculik Soekarno-Hatta untuk segera mengumumkan proklamasi? Meski sempat bersikeras tak mau, akhirnya Soekarno-Hatta dan para golongan tua merumuskan naskah proklamasi di Rengasdengklok, dan keesokan harinya baru membacakannya di Pegangsaan timur, kediaman Soekarno.  Pembacaan proklamasi ini tanpa melalui PPKI. Rebel sekali bukan? Hasilnya? Indonesia jadi merdeka secara nekat. Bayangkan jika tidak ada desakan dari Sukarni dan kawan-kawan, kemerdekaan Indonesia tentu saja entah kapan tercapainya.  Kita butuh kegilaan-kegilaan dan kenekatan seperti ini dalam kehidupan. Bersyukurlah karena kita ini masih muda.

Muda?

Apakah perkara umur?

Tidak. Ini tentang jiwa.

Seorang kakek-kakek bisa jadi masih muda jika ia terus berfikir tentang masa depan, kemajuan, inovasi dan memenuhi hari-harinya dengan impian-impian. Anak muda hanya punya mimpi dan keberanian. Mimpi mendorong mereka untuk memiliki harapan akan masa depan, sedangkan, keberanian membawa mereka untuk menciptakan perubahan.

Perubahan macam apa?

Mahatma Gandhi pernah berkata,”Jadilah perubahan yang ingin kau saksikan”. Dari sini, saya gagal paham jika ada orang yang suka memaksakan kehendak untuk merekrut seseorang dalam aktivitas mereka.  Baik itu aktivitas kemanusiaan, politik atau yang lainnya. Bukankah, minat dan cara kita tak sama?

Sejalan dengan organisasi mahasiswa,
Ikutilah organisasi yang menurutmu paling mendekati dengan minatmu. Untuk apa? Berlatih. Enaknya jadi mahasiswa adalah, kau punya kolam untuk berlatih sebelum berenang di lautan. Sudah pernah baca “17 Indisputable Laws of Teamwork”-nya John Maxwell? Mustahil kau akan meraih impian sendirian. Untuk itulah, organisasi diperlukan. Untuk mengumpulkan kekuatan. Kita semua tahu bahwa lidi yang digabungkan jadi satu akhirnya fungsional, tidak berupa batangan saja.

Organisasi politik atau kemanusiaan?

Hm…pertanyaan yang menjebak.

Jika menilik dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, politik berarti proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Tapi? Pada prakteknya? Jika kita merunut sejarah dan bertemu dengan Aristoteles, maka, politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.

Kembali ke pertanyaan awal,

Lalu, Organisasi politik atau kemanusiaan?

Sebenarnya keduanya sama dalam hal tujuan, namun berbeda cara. Dalam era demokrasi, jika mengaitkan politik sebagai kegiatan bernegara, maka harus ada proses demokrasi yang menghasilkan pemimpin sesuai dengan konstitusi. Untuk organisasi kemanusiaan, biasanya tergantung kebijakan lokal organisasi tersebut, namun tujuannya harusnya sama. Demi kebaikan. Para pelaku politik akan menjalankan negara dengan aturan-aturan yang bermanfaat untuk rakyat, dan para pemimpin organisasi kemanusiaan bekerja demi memberi manfaat pada target mereka.

Lalu? Hubungannya dengan organisasi mahasiswa?

Seperti yang saya bilang di awal. Organisasi mahasiswa adalah kolam.

Dulu, saya sempat aktif secara politis di Serikat Mahasiswa (Student Union). Organisasi ini lebih bersifat politis, advokasi dan diskusi-diskusi pergerakan. Saya juga sempat mendirikan Save Street Child yang lebih bergerak ke ranah kemanusiaan. Keduanya saling-silang. Melengkapi. Dan, dari sana saya banyak belajar.
Dimulai dari modal nekat, Save Street Child saat ini sudah menjadi yayasan, dan telah melayani ratusan anak-anak jalanan mendapatkan hak pendidikan mereka kembali: pembiayaan uang sekolah, penyediaan fasilitas belajar, pengadaan akses kejar paket, hingga bersenang-senang ke berbagai tempat wisata. dan tentu saja, persahabatan.

Semua bermodal nekat. Dan itu menyenangkan. Kita tak punya hutang pada siapapun. Semuanya mengerjakan program secara sukarela.

Kenapa pemuda harus gila?

Karena Cuma itu yang kita butuhkan dari sekedar keberanian. Kadang-kadang, out of mind harus dibutuhkan untuk membuat perubahan. Boleh kok, salah, nanti bisa diperbaiki. Tapi, Cuma orang gila yang mau melakukan hal tidak biasa dan sudah pasti akan menimbulkan kontroversi. Tapi, selama niatnya baik kenapa tidak? Seperti yang saya bilang tadi…… kalau salah bisa diperbaiki kok.
Shei.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More