Menerima Penghargaan Tupperware She can Award 2013

Tupperware SheCAN! Award 2013, penghargaan untuk 89 orang yang menginspirasi Indonesia dengan karya-karya sosial mereka

Menerima Penghargaan Indi Women Award 2013

21 Perempuan Inspiratif Menerima pengharagaan "Indi Women Award" dari PT. Telkom Indonesia, dihadiri oleh Ibu Linda Gumelar, Menteri Peranan Wanita. Bagian saya, Socio Activist untuk Save Street Child

Crowd Funding Projects

Kita bisa keroyok project-project sosial ini bersama-sama untuk masa depan yang lebih baik. Gabung sekarang! ^^

Bersama Sarah Sechan dan Keluarga Save Street Child

Talk Show di NET TV bersama Sarah Sechan. Adik-adik ternyata sudah berbakat sebelum ditraining jadi host TV!

Kumpulan Puisi

Kumpulan puisi-puisi karya sendiri atau saduran dapat dibaca disini

Jumat, 27 Desember 2013

Tupperware SheCAN! Award 2013



Dok. Tupperware

Intisari-Online.com – Untuk ketiga kalinya (sejak tahun 2009 dan 2011) Tupperware Indonesia kembali menggelar Tupperware SheCAN! Award (Jumat, 6/12). Penghargaan ini sebagai wujud apresiasi terhadap sosok wanita inspiratif  yang dengan percaya diri telah berhasil memberikan perubahan bagi diri sendiri, keluarga, dan lingkungannya menjadi lebih baik.
Dengan mengusung tema “Seiring Sejalan Memimpin dengan Nurani” penghargaan kali ini diberikan kepada 89 wanita dari seluruh pelosok Nusantara yang dinilai telah mencerahkan (Enlighten), mendidik (Educate), dan memberdayakan (Empower) diri, keluarga, sesama, dan lingkungannya. Mereka juga telah tampil dalam program acara TV – Tupperware SheCAN!

Dengan tema tersebut, Tupperware ingin menyampaikan pesan kepada kaum wanita bahwa meski tidak selalu berada di baris terdepan, namun mereka adalah teman seiring dalam keluarga untuk meraih kehidupan yang lebih baik, bahkan bisa berperan aktif dalam lingkungan dan masyarat.
Penerima anugerah Tupperware SheCAN! Award 2013 sebanyak 89 orang ini memiliki latar belakang sosial, suku, usia, dan profesi yang beragam. Dengan caranya masing-masing, mereka menggunakan anugerah dan kesempatan masing-masing atau melalui tantangan kehidupan pribadi mereka dalam misinya untuk memberikan makna hidup yang berarti dengan berbagi pada orang lain.

“Selain trofi, Tupperware memberikan donasi sebesar Rp 20 juta untuk masing-masing wanita inspiratif Tupperware SheCAN! Untuk meneruskan misi sosial dari masing-masing wanita inspiratif Tupperware SheCAN!” tutup Nurlaila Hidayati, Marketing Manager Tupperware. (*)
Tayangan Tupperware She Can Award 2013 di Trans 7
 

Minggu, 15 Desember 2013

Selamat Pagi, Apa Kabar? (1)


Pernah mengucapkan “Selamat Pagi, Apa Kabar” dalam sebuah percakapan singkat di handphone kamu dan menyapa secara random kontak yang ada? Saya pernah. Tidak random. Semua terjadwal. Karena saya sedang diamanahkan sebuah organisasi sosial, jadi pendekatan emosional ke relawan-relawan itu penting. Supaya kinerja mereka semakin membaik dan semakin dekat hubungannya.

Nah, kejadian ini tidak sengaja sih. Hadiah dan sebuah pembelajaran yang tak ternilai. Metode “sapaan pagi” ini baru saya mulai sekitar seminggu terakhir ini. Secara personal, saya kirim satu-per-satu pesan singkat yang berisi “ucapan”, “tanya kabar”, lalu “doa baik untuk menjalani hari”. Semudah itu, sesingkat itu. Tapi, siapa tau? Metode tersebut efektif sekali untuk menjalin kekerabatan.

Suatu pagi, saya menjalankan keisengan metode tadi pada seorang relawan.

Sesuai pengakuan setelah kami bertemu malam setelahnya, dia berkomentar. Sial, ini ngapain sih Kak Shei ngirimin pesan pagi-pagi. Pasti mau nyuruh-nyuruh (suudzon anjis)

Lalu dia mengecek HP nya ditengah pengerjaan tugas kuliah. Dan menemukan saya cuma kirim pesan “selamat pagi”. 

Buru-buru dia balas “Sori, kak... Lagi kelas ini” dengan harapan saya tidak memberi instruksi macam-macam. Sompret  : ))))

Setelah itu, saya cuma balas...
“Oh, gitu... semoga hari ini berkah ya.... Semoga berbahagia” tanpa menginstruksikan apapun.

Dia heran. “Tumben kak Shei nggak nyuruh apa-apa” (ini bagian sialan).

Masih penasaran, dia membalas “Kenapa sih kak? Aneh deh”.

Lalu saya balas, “Gak apa-apa, Cuma mau nyapa aja. HIH!”

“Astaga..makasih kak. Udah lama aku gak disemangatin kayak gini. Terakhir disemangatin hampir setahun yang lalu pas masih punya pacar” (ini bagian paling bikin males, haha)

Lalu dia mengajak ngopi sambil ngobrol malam setelah saya kirim pesan singkat tersebut.

Iya, curhat.

Dasar ABG.

(bersambung)



Selasa, 10 Desember 2013

Perempuan-perempuan Ini Mencintai Negrinya

Indonesia tanah yang mulia, tanah kita yang kaya 
Di sanalah aku berada, untuk s'lama lamanya 
Indonesia tanah pusaka, p'saka kita semuanya 
Marilah kita mendo'a, Indonesia bahagia
---Lirik kedua dari “Indonesia Raya” Cipt: W.R. Supratman, 1928.

Tak banyak orang yang mengerti arti mencintai tanpa syarat. Tapi, setidaknya, saya mengerti sejak malam itu. Malam dimana saya dipertemukan dengan perempuan-perempuan luar biasa yang menunjukkan bahwa, bagaimanapun sulit dan pahitnya, mereka mencintai Indonesia.

Pemaknaan nasionalis, seperti yang sering digaungkan pemimpin negri ini dari balik menara gadingnya, tampak tersemat dalam seuntai senyum dan rona merah bahagia 89 perempuan-perempuan yang berada di panggung apresiasi She Can Award 2013. Sebuah ajang penghargaan dwi tahunan dari PT. Tupperware Indonesia untuk perempuan-perempuan yang memiliki 3 E sesuai nilai yang mereka anut: Enlighten, Educate dan Empower. Perempuan-perempuan yang hadir pada malam itu merupakan perempuan yang luar biasa, yang dapat membawa diri mereka menjadi bagian dari pemecah masalah yang melanda negri: kurang pangan, pengangguran, kemiskinan, permukiman kumuh, dan masih banyak lagi. Perempuan-perempuan tersebut memberi warna dan harapan baru bagi negri yang pesakitan ini.

Malam itu, saya dipertemukan oleh Murniati Duddin, sang guru muda honorer dari Sulawesi Selatan yang harus mengarungi laut untuk menuju ke tempatnya mengajar P. Tanakeke. Ia harus menyebrang selama 2-3 jam tergantung cuaca. Dan apabila cuaca buruk, Mbak Murni harus siap untuk “setor nyawa” karena ia tak bisa berenang. Alhamdulilah, sampai hari ini, ia masih diselamatkan. Mbak Murni ini benar-benar menunjukkan secara nyata frasa “Atas nama pendidikan, maka badai akan kuterjang” yang sesungguhnya.

Poster Kampanye Mangrove 
(doc: pribadi)

Sang Guru sedang berbagi ilmu
 (doc: pribadi)

Saya juga bertemu dengan Mbak Priskilla Smith Jully Wright sang bidadari dari Semarang. Seorang perempuan yang istimewa, karena, ia mampu melihat dengan mata hatinya. Mbak Priskilla ini seorang diffabel yang mampu memberikan cinta untuk anak-anak terlantar. Ia menjadi seorang diffabel akibat usaha pengguguran kandungan yang gagal, karena keluarganya menginginkan anak laki-laki. Namun, keterbatasan fisik dan diasingkan oleh keluarganya tidak membuat Mbak Priskilla menjadi lemah. Meski sempat frustrasi bahkan nyaris bunuh diri, Priskilla Smith Jully Weight kini mampu membalik kekurangannya menjadi kekuatan yang luar biasa. Ia mendirikan The School of Life dan menjadi pelindung dan pengasuh bagi anak-anak yang dicampakkan keluarganya.

Mbak Priskilla dan anak-anak asuhnya
(doc: Tupperware She Can)

Ada juga Mbak  Berti Sarova dari Lampung yang merupakan perempuan perkasa dan pernah menjajal sulitnya bekerja di negri orang Mbak Berti pernah merasakan jatuh bangun menjadi buruh migran, sehinggai memahami kunci permasalahan kemiskinan agar para TKI tidak perlu lagi meninggalkan keluarga mereka. Melalui Pasar Rintisan TKI, pembentukan koperasi dan pelatihan pembekalan tentang paspor, ijin kerja, dll termasuk pemberian modal kerja bagi calon TKI yang masih ingin berusaha di tanah air, Berti mengupayakan agar buruh migran mampu meningkatkan kesejahteraan diri sendiri dan keluarganya. Pasar Rintisan TKI dengan puluhan kios didalamnya kini mayoritas dimiliki oleh para buruh migran dan keluarganya sebagai investasi dan sumber usaha. Banyak diantaranya yang kini tidak perlu lagi bekerja ke luar negeri atau mengulang pengalaman pahit kedua orang tuanya.

Mbak Berti SarovaSang Pejuang TKI
 (doc: Tupperware She Can)

Kisah-kisah di atas hanyalah sebait dari perjuangan 89 perempuan lainnya dalam mencintai negri dan hidup. Kemampuan luar biasa itu menunjukkan bahwa, jender bukan lagi masalah besar. Laki-laki dan perempuan berperan beriringan dalam mewujudkan tatanan kehidupan yang baik.

Dan, setelah malam itu. Saya menjadi sadar bahwa saya hanyalah debu di awan biruuuuu~
Gallery

Warm Smile of Happiness 
 (doc: pribadi, photo by: Arie Macca)

 Selfie Pose
 (doc: pribadi, photo by: Arie Macca

A New Family of She Can Women 2013
(doc: pribadi)

Partner in Crime :)
(doc: pribadi)

Jadwal "She Can Award" 2013, don't miss it :) 

P.S:
Untuk melihat kiprah perempuan lainnya, silakan klik link berikut ini
Untuk Melihat liputan tentang Save Street Child, silakan klik:
Trans 7 (part 1)
Trans 7 (part 2)


Penuh Cinta,
Shei

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More