Kamis, 13 Februari 2014

Cinta Tak Kasat Mata


Hey, aku menemukannya permata tertimbun pasir air mata. Apa itu?

Tidak. Itu Kristal air mata, bukan permata.

Lalu mengapa begitu berkilau? Aku tak tahu.

Ia lantas membawanya ke maha guru.

Bukan nak, itu hayalanmu saja.

Itu hanya batu kerikil dalam tumpukan pasir.

Lalu ia mendatangi ibu.

Hanya beliau yang mengelus kepala dan membenarkan,” jangan pernah mendengarkan keindahan dari selain engkau. Percayalah pada dirimu sendiri”

Shei
Djakarta, Feb

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More