Selasa, 18 Maret 2014

Bahagia Itu.....Sederhana


Sepertinya, cuma ini yang dicari oleh semua orang, deh. Tapi, kadang, orang mencari kemana-mana sampai lupa kalau kebahagiaan terletak di dasar hatinya.

Konsep-konsep ketuhanan, perkawinan, pertemanan, pengejaran karier dan lainnya, ujung-ujungnya mengarah pada satu itu. Karena, sebagai makhluk indrawi, manusia sepertinya percaya hal-hal yang kasat mata. Namun, sebagai makhluk spiritual, ujung-ujungnya, kedamaian menjadi poin terpenting, untuk mencapai kebahagiaan.

Bahagia menjadi barang langka.

Ia dicari dimana-mana.

Ia mencoba mengatur orang lain, supaya yang mengatur senang, katanya....itu bahagia. Ternyata, yang diatur mengecewakan. Ibarat seorang Tuan yang menugaskan pelayannya untuk membawakan gelas kristal kesayangannya, tapi di tengah jalan, gelas itu pecah. Si Tuan marah. Padahal, ia bisa membawanya sendiri. Namun, ia takut, kejadian serupa menimpanya, jadi ia tak bisa menyalahkan siapapun kecuali dirinya.

Kita lupa?

Bahagia itu tidak diciptakan, tapi dipicu, karena, ia sudah ada dalam diri kita.

Nggak percaya?

Coba aja.

“Your task is not to seek for love, but merely to seek and find all the barriers within yourself that you have built against it.” ― Rumi


1 komentar:

Bahwasanya di dunia yg fana ini hanya akan ditemui kekecewaan, kesakithatian, penderitaan, pengorbanan, perjuangan. Kebahagiaan hadir ketika kita mampu menghadapi kenyataan yang ada tersebut.

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More