Minggu, 01 Juni 2014

Puisi Anna Untuk Sahabatku Yang Bertambah Usia




Selain yang pernah diajarkan ibuku tentang Iman dan Islam, aku mempercayai dua hal dalam hidup, bahwa kita tak pernah bisa memilih siapa yang akan menjadi keluarga dan sahabat. Keduanya adalah anugerah yang harus dijaga. Dalam hidupku yang penuh pendakian dan terjun bebas ini, keluarga dan sahabatlah komponen utama yang membuatku tetap waras. Salah satunya adalah kamu, Bobi. 

(Namanya sih Syahar Banu. Bobi adalah nama panggilan sewaktu kecil, dan bagiku, ia tetap adik kecil yang nggak pernah gede. Adik kesayangan).

Hal-hal yang aku ingat selain aku ini sangatlah egosentris, adalah, keberuntungan memiliki sahabat-sahabat penyayang. Salah satunya kamu, Bobi. Aku sangat beruntung memiliki sahabat sepertimu. Hampir empat tahun lamanya persahabatan kita, dan, waktu bersamamu sangatlah sedikit. Aku sangat menyesali itu. Tapi, kau adalah orang pertama yang akan kudatangi ketika aku sedih dan gelisah. Itulah, pohon beringinku. Terima kasih untuk selalu ada dan memberikan keteduhan di balik cerita-cerita hidupmu yang juga suram. Aku ingat bagaimana kau menceritakan tentang keluargamu yang menjadi korban orde baru. Ibumu yang berjuang hingga sekarang. Engkau pun begitu, dengan gerakan toleransi beragamamu yang kian hari kian mencekam. Negri ini memang begitu, sakit. Kalau kita tak pasang badan untuk itu, entah untuk apa lagi hidup ini diberi.

Sahabatku,
Aku mungkin bukan orang pertama yang ada di sampingmu ketika kau sedih. Tapi percayalah. Di sela-sela hariku, aku selalu mendoakan kebahagiaanmu, bersama siapapun itu. Dan tentu saja, aku juga mendoakan kedamaian untuk kita semua. 

Selamat bertambah umur, sahabatku.

Kau bilang kau suka puisi Anna....

Ini untukmu, dari Anna Akhmatova.

I pray to the ray from the window-pane –

 

It’s pale, thin, and straight.
All morning I was silent,
My heart – split in two.
The copper of my wash-basin
Is green with verdigris,
But sunlight plays there,
How joyously.
So simple it is, so innocent,
In evening quiet,
Yet in this bare shrine,
It’s a gold celebration,
A consolation, I find.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More