Selasa, 08 April 2014

Senja Bergelayutan


Dari lantai 9 gedung ini, aku bisa melihat senja bergelayutan, terombang-ambing.

Mungkin ia bimbang.

Sinar oranye-nya, tak merata, di sela timur agak putih dan semburat merah, di sela barat, merahnya menyala seperti Hutan Kalimantan yang terkena kobaran pembalak liar.

“Kenapa kau tau hutan Kalimantan begitu, memangnya kau pernah tinggal di sana?”

“Liat di berita,” kataku.

“Kenapa kau bilang senja bimbang? Memangnya dia punya perasaan?” tanyanya lagi.

“Memangnya apa yang tidak punya perasaan? Henponmu aja perlu diperlakukan dengan lembut, kan?” cetusku.

Ia terdiam. Benar juga, gumamnya. Lalu aku meneruskan menulis puisi tentang senja yang bergelayutan. Tapi aku tak ingin siapapun mengetahuinya. Ini adalah kisah senjaku dengannya. Ia cukup tau saja judulnya, tidak perlu isinya.


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More